Doa Tata Cara Niat Sholat Hajat Tolak Bala Dimalam Rebo Wekasan Bulan Safar Malam hari pada rabu terakhir bulan safar atau biasa disebut rebo wekasan, rabu wekasan atau rabu pengkasan sudah menjadi malam yang misterius bagi sebahagian umat muslim, karena banyak orang yang berkeyakinan yang tidak sesuia dengan ajaran islam yang sebenarnya.
Bahkan bukan hanya pada malam rabu terakhir bulan safar saja yang menjadi perbincangan orang muslim, sepanjang bulan safar nya juga menjadi bulan yang sangat ditakuti oleh sebagian orang muslim, yang mana mereka enggan melakukan pernikahan pada bulan ini, yang padahal Nabi Muhammad Saw juga menikahkan Sayyidatina Siti Fatimah Azzahra pada Sayyidan Ali R.A pada bulan safar.
Selain itu ada juga yang meyakini kemunduran usaha dan berbagai kesialan lainnya disebabkan oleh bulan safar. Dan hal itu yang harus kita tepis sebagaimana ada Sabda Nabi berikut ini :
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: Tidak ada penyakit menular. Tidak ada kepercayaan datangnya sial dari bulan Shafar. Tidak ada kepercayaan bahwa orang mati, rohnya menjadi burung yang terbang. (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Akan tetapi hal tersebut (keyakinan sesat tentang bulan) terjadi bukan tanpa sebab, karena ada sebahagian orang yang salah mengartikan keterangan tentang malam rabu terakhir bulan safar atau rebo wekasan. Karena jika difahami lebih detail keterangan tersebut menyuruk kita agar mengerjakan sholat hajat yang isinya memohon kepada Allah agar terhindar dari segala macam marabahaya dan menyibukan diri kita dengan dzikr kepada Allah. Yang mana mengingat Allah adalah suatu keharusan bagi kita.
Dan sebaiknya jika kita ingin mengerjakan sholat lidaf'il bala' atau tolak bala janganlah hanya pada malam rebo wekasan saja, tapi kapan saja tanpa mengenal waktu, bahkan setiap malam juga tidak apa apa, yang mana orang yang sedang mengerjakan sholat hakikatnya sedang dilindungi oleh Allah dari segala macam bahaya atau sial. Karena bahaya dan sial yang sesungguhnya adalah perbuatan musyrik.
Jadi mengerjakan sholat dan doa rebo wekasan bukanlah musyrik selagi masih ada dalam koridor islam. Dan berikut ini adalah tatacara sholat hajat tolak bala pada malam rebo wekasan.
Bahkan bukan hanya pada malam rabu terakhir bulan safar saja yang menjadi perbincangan orang muslim, sepanjang bulan safar nya juga menjadi bulan yang sangat ditakuti oleh sebagian orang muslim, yang mana mereka enggan melakukan pernikahan pada bulan ini, yang padahal Nabi Muhammad Saw juga menikahkan Sayyidatina Siti Fatimah Azzahra pada Sayyidan Ali R.A pada bulan safar.
Selain itu ada juga yang meyakini kemunduran usaha dan berbagai kesialan lainnya disebabkan oleh bulan safar. Dan hal itu yang harus kita tepis sebagaimana ada Sabda Nabi berikut ini :
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ إِنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم: قَالَ لَا عَدْوَى وَلَا صَفَرَ وَلَا هَامَةَ. رواه البخاري ومسلم.
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: Tidak ada penyakit menular. Tidak ada kepercayaan datangnya sial dari bulan Shafar. Tidak ada kepercayaan bahwa orang mati, rohnya menjadi burung yang terbang. (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Akan tetapi hal tersebut (keyakinan sesat tentang bulan) terjadi bukan tanpa sebab, karena ada sebahagian orang yang salah mengartikan keterangan tentang malam rabu terakhir bulan safar atau rebo wekasan. Karena jika difahami lebih detail keterangan tersebut menyuruk kita agar mengerjakan sholat hajat yang isinya memohon kepada Allah agar terhindar dari segala macam marabahaya dan menyibukan diri kita dengan dzikr kepada Allah. Yang mana mengingat Allah adalah suatu keharusan bagi kita.
Dan sebaiknya jika kita ingin mengerjakan sholat lidaf'il bala' atau tolak bala janganlah hanya pada malam rebo wekasan saja, tapi kapan saja tanpa mengenal waktu, bahkan setiap malam juga tidak apa apa, yang mana orang yang sedang mengerjakan sholat hakikatnya sedang dilindungi oleh Allah dari segala macam bahaya atau sial. Karena bahaya dan sial yang sesungguhnya adalah perbuatan musyrik.
Jadi mengerjakan sholat dan doa rebo wekasan bukanlah musyrik selagi masih ada dalam koridor islam. Dan berikut ini adalah tatacara sholat hajat tolak bala pada malam rebo wekasan.
1. Niat sholat hajat.
2. Rakaat pertama setelah surat Al fatihah membaca surat al-kautsar sebanyak 13 kali
3. Rakaat kedua setelah surat Al fatihah membaca surat al-Ikhlas 13 x
4. Rakaat ketiga setelah surat Al fatihah membaca surat al-Falaq 1x
5. Rakaat keempat setelah surat Al fatihah membaca surat an-nas 1 x.
Dan setelah sholat membaca doa dibawah ini :
سَلاَمٌ قَوْلاً مِنْ رَبِّ رَّحِيْمِ . سَلاَمٌ عَلىَ نُوْحٍ فِيْ الْعاَلَمِيْنَ . إِناَّ كَذَالِكَ نَجْزِى اْلمَحْسِنِيْنَ . سَلاَمٌ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ . إِناَّ كَذَالِكَ نَجْزِى اْلمُحْسِنِيْنَ . سَلاَمٌ عَلىَ مُوْسى وَهرُوْنَ . إِناَّ كَذَالِكَ نَجْزِى اْلمُحْسِنِيْنَ . سَلاَمٌ عَلىَ إِلْياَسِيْنَ . إِناَّ كَذَالِكَ نَجْزِى اْلمُحْسِنِيْنَ. سَلاَمٌ طِبْتُمْ فاَدْخُلُوْهاَ خَالِدِيْنَ . سَلاَمٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبىَ الدَّارِ . سَلاَمٌ هِيَ حَتىَّ مَطْلَعِ اْلفَجْرِ. اللّهُمَّ يَاشَدِيْدَ اْلقُوَّةِ وَيَا شَدِيْدَ اْلمِحَالِ يَا عَزِيْزُ يَا مَنْ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيْعُ خَلْقِكَ إِكْفِنِي مِنْ جَمِيْعِ شَرِّ خَلْقِكَ يِا مُحْسِنُ يَا مُجَمِّلُ يَا مُتَفَضِّلُ يَا مُنْتَقِمُ يَا مُتَكَرِّمُ يَا مَنْ لاَ اِلهَ إِلاَّ أَنْتَ إِرْحَمْنِيْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ . اَللّهُمَّ بِسِرِّ اْلحَسَنِ وَأَخِيْهِ وَجَدِّهِ وَأَبِيْهِ وَأُمِّهِ وَبَنِيْهِ إِكْفِنِيْ شَرَّ هَذَا اْليَوْمِ وَماَ يُنَزَّلُ فِيْهِ يَا كَافِيَ اْلمُهِمَّاتِ يَا دَافِعَ اِلبَلاَياَتِ فَسَيَكْفِيْكَهُمُ الله وَهُوَالسَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ . حَسْبُناَ الله ُوَنِعْمَ اْلوَكِيْلِ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِالله ِاْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ
Selain doa diatas kita juga bisa menambahkan doa doa yang lain, karena Allah sangat menyukai hambanya yang suka meminta kepadanya. Karena dengan berdoa secara tidak langsung kita juga mengingat Allah.
Nah mungkin itulah sedikit coretan saya tentang sholat tolak bala rebo wekasan. Semoga isi artikel diatas bisa membantu anda yang sedang mencari informasi meskipu isi tulisan diatas mungkin sedikit membingungka.